Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kitab Galigo, Warisan Dunia dari Tana Luwu (4)

TANALUWU.ARUNGSEJARAH.COM -  Kitab Galigo, Warisan Dunia dari Tana Luwu (4),  Luwu, Kabupaten Luwu, Kerajaan Luwu, Kedatuan Luwu, La Galigo, Kitab Galigo, Sureq Galigo, Andi Maradang Makkulau, La Maradang Mackulau, Datu Luwu, 23 Januari 1946 Perlawanan Rakyat Luwu, Masamba Affair, Idwar Anwar, Novel La Galigo, Belanda, Matthes, Sirtjo Koolhof, Luwu Regency, Afdeeling Luwu, Afdeling Luwu, Istana Luwu, Langkanae, Tari Luwu, Tari Pajaga, Suku di Luwu, Wotu, Mengkoka, Bugis, Limolang, Bare'e, Rongkong, Bua, Ponrang, Masamba, Bunga-bunganna Masamba, Tomakaka, Arung, Makole Baebunta, Kecamatan di Luwu, Palopo, Luwu Utara, Luwu Timur, Simpurusiang, Islamisasi di Luwu, Masuknya Islam di Luwu, Kapan Luwu Terbentuk, Tana Luwu, Wanua Mappatuo Naewai Alena, Maccae ri Luwu, To Ciung, Andi Jemma, Andi Djemma, Terjemahan La Galigo, Transkrip La Galigo, Sejarah Kedatuan Luwu, Sejarah Luwu, Budata Luwu, Bahasa di Luwu, Asal usul nama Kerajaan Luwu, Luwu Kerajaan Tertua, Mesjid Tua Palopo, Mesjid Jami Palopo, Silsilah Raja Luwu, Daftar raja Luwu, Luwu suku apa?, luwu dalam revolusi,
Isi naskah La Galigo yang tersimpan di Museum Zeeuwse Bibliotheek, Nedherland. Naskah ini merupakan salah satu dari dua naskah La Galigo yang bergambar. 
TANALUWU.ARUNGSEJARAH.COM -  Kitab Galigo, Warisan Dunia dari Tana Luwu (4)

SURE' Galigo mempunyai tiga kedudukan penting dalam kehidupan masyarakat pendukungnya, yaitu:

1. Sebagai sastra suci, yang di dalamnya diceritakan tentang cikal bakal mereka yang sakti dan dimuliakan. Sure’ Galigo dianggap sebagai benda pusaka yang mempunyai kekuatan magis. Di dalamnya bersemayam arwah para tokohnya, yang ketika dibuka dan dibaca seakan-akan tokohnya hadir di tengah-tengah mereka. Benda pusaka tersebut dapat dimintai pertolongan untuk mengatasi berbagai kesulitan. Oleh sebab itu, Sure’ Galigo sangat dihormati dan dilayani dengan khidmat. Itu yang menyebabkan naskah-naskahnya tidak di jumpai di rumah orang awam dan hanya bangsawan wanita atau mereka yang pernah tinggal di istana yang mahir membacanya. Berdasarkan asosiasi seperti itu, Sure’ Galigo berfungsi sebagai berikut:

a. Sebagai penawar kegelisahan dalam menghadapi cobaan hidup, seperti; kematian, ben-cana alam dan penyakit.

b. Sebagai pelindung ancaman kebahagiaan hidup dan men-jalin hubungan individu dengan penguasa serta para dewa, dan 

c. Sebagai sumber ketentraman jiwa dan pelerai konflik batin seseorang.

2. Sebagai sastra berguna atau normatif, yang di dalamnya terdapat petunjuk tentang apa yang dilarang dan apa yang semestinya dilakukan. Cerita yang terdapat dalam Sure’ Galigo banyak mengandung nilai normatif; berupa adat istiadat, pedoman hidup, pola tingkah laku dan lain-lain. Jadi Sure’ Galigo sebagai karya sastra juga mempunyai fungsi sosial, sebagai berikut:

a. Mendorong terciptanya integritas sosial dengan keluarga raja-raja sebagai intinya. Seba-gai keturunan dewa yang mempunyai kharisma dan benda sakti, ia mempersauda-rakan orang banyak di bawah naungan satu kekuasaan. Pen-cantuman tokoh-tokohnya dalam berbagai kronik atau silsilah serta kaitannya dengan beberapa legenda, dapat meng-hindarkan permusuhan, baik antar kelompok masyarakat maupun antar penguasa.

b. Mendorong stabilitas atau kelestarian budaya dan keper-cayaan. Sure’ Galigo memberi-kan gambaran tentang budaya leluhur yang telah diwariskan secara turun-temurun, baik berupa etika pergaulan antara sesama manusia yang mem-punyai stratifikasi sosial yang berbeda; etika berpakaian; maupun ritual-ritual sehubu-ngan dengan daur hidup, seperti ritual mendirikan ru-mah, perkawinan, kehamilan, kelahiran, dan kematian.

3. Sebagai sastra indah, yang di dalamnya terdapat cerita petua-langan, percintaan dan peperang-an yang memikat dan menegang-kan, dengan irama dan gaya bahasa yang menawan. Dalam hal ini Sure’ Galigo berfungsi sebagai berikut:

a. Sebagai alat penghibur dan penggugah emosi serta imaji penikmat.

b. Pembina kompetensi dan aspresiasi sastra di kalangan masyarakat. Dengan membaca episode tertentu dari cerita Galigo, dapat menggugah bakat seni dan membangun citra masyarakat penikmatnya untuk waktu yang lama. Itulah yang menjadi salah satu faktor melatarbelakangi lahirnya karya sastra yang lain, seperti; tolo’ (lihat, Tolo’), dan berbagai jenis lontara’.

Penampilan beberapa tokoh dalam Sure’ Galigo terutama Sawérigading menjadi tokoh legenda etiologis (legenda yang menjelaskan nama suatu tempat atau adanya sebuah benda alam, berdasarkan peristiwa yang disangka pernah terjadi di masa lampau) di beberapa daerah mengandung makna, antara lain:

a. Bukti betapa kuat kepercayaan orang setempat, bahwa tokoh-tokoh Galigo adalah orang-orang yang sesungguhnya pernah ada dan karena keagungan dan keperkasaannya, mereka dipaut-kan bersama benda-benda lestari yang dijadikan sebagai tugu peringatan,

b. Pertanda bahwa raja daerah bersangkutan mempunyai hubu-ngan kesejarahan atau kekerabat-an dengan dinasti pendiri dan peletak dasar Kedatuan Luwu, dan

c. Penangkal terhadap kemungkinan maksud jahat raja-raja lain kepada mereka.

Bersambung.... Kitab Galigo, Warisan Dunia dari Tana Luwu (5) - Arung Tana Luwu (arungsejarah.com)

Sebelumnya.... Kitab Galigo, Warisan Dunia dari Tana Luwu (3) - Arung Tana Luwu (arungsejarah.com)

Sumber: Ensiklopedi Kebudayaan Luwu - Pustaka Sawerigading