Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ancaman de Wijs Kepada Andi Kambo Jika Tak Menandatangi Korte Verklaring 1905

TANALUWU.ARUNGSEJARAH.COM -  Ancaman de Wijs Kepada Andi Kambo Jika Tak Menandatangi Korte Verklaring 1905, Luwu, Kabupaten Luwu, Kerajaan Luwu, Kedatuan Luwu, La Galigo, Kitab Galigo, Sureq Galigo, Andi Maradang Makkulau, La Maradang Mackulau, Datu Luwu, 23 Januari 1946 Perlawanan Rakyat Luwu, Masamba Affair, Idwar Anwar, Novel La Galigo, Belanda, Matthes, Sirtjo Koolhof, Luwu Regency, Afdeeling Luwu, Afdeling Luwu, Istana Luwu, Langkanae, Tari Luwu, Tari Pajaga, Suku di Luwu, Wotu, Mengkoka, Bugis, Limolang, Bare'e, Rongkong, Bua, Ponrang, Masamba, Bunga-bunganna Masamba, Tomakaka, Arung, Makole Baebunta, Kecamatan di Luwu, Palopo, Luwu Utara, Luwu Timur, Simpurusiang, Islamisasi di Luwu, Masuknya Islam di Luwu, Kapan Luwu Terbentuk, Tana Luwu, Wanua Mappatuo Naewai Alena, Maccae ri Luwu, To Ciung, Andi Jemma, Andi Djemma, Terjemahan La Galigo, Transkrip La Galigo, Sejarah Kedatuan Luwu, Sejarah Luwu, Budata Luwu, Bahasa di Luwu, Asal usul nama Kerajaan Luwu, Luwu Kerajaan Tertua, Mesjid Tua Palopo, Mesjid Jami Palopo, Silsilah Raja Luwu, Daftar raja Luwu, Luwu suku apa?, luwu dalam revolusi,
Andi Kambo

TANALUWU.ARUNGSEJARAH.COM -  Ancaman de Wijs Kepada Andi Kambo Jika Tak Menandatangi Korte Verklaring 1905.

SETELAH Kota palopo dikuasai pada tanggal 13 September 1905, Datu dan para petinggi kerajaan menyingkir ke luar kota, kecuali para penghianat. Datu Andi Kambo menyingkir ke Baramamase (lihat, Andi Kambo Mengungsi ke Baramamase). 

Pada tanggal 18 September 1905, Mayor de Wijs menyusul Datu ke tempat pengungsiannya.

Kepergian Mayor de Wijs ke tempat Datu juga ditemani oleh Daeng Paroto. 

Daeng Paroto adalah orang yang berasal dari Bone yang diberi kepercayaan oleh Belanda untuk melakukan hubungan dengan raja-raja yang ada di Sulawesi Selatan. 

Ia menjadi juru bicara dan kepercayaan Belanda. Tutur sapanya memukau, luar biasa pandainya membujuk. Ia juga mahir memilih orang yang harus didekati. 

Di daerahnya Daeng Paroto sangat dibenci. Ia dianggap pengkhianat dan mata-mata Belanda. Karenanya ia sangat dibenci oleh La Pawawoi, raja Bone ketika itu.

Saat bertemu, kepada Andi Kambo, de Wijs menyampaikan ancaman yang diterjemahkan oleh Daeng Paroto. 

Adapun bunyi ancaman tersebut, sebagai berikut:

a. Kota Palopo telah kacau, penduduk saling bunuh dan merampok.

b. Kalau Datu Andi Kambo tidak segera pulang Palopo, dikhawatirkan seluruh kota akan rata dengan tanah.

c. Pasukan keamanan Belanda tidak mampu mengendalikan keadaan kota. 

d. Isi perjanjian akan diperbaiki sesuai keinginan Datu.

Setelah mempertimbangkan dengan matang dan melihat berbagai kemungkinan yang nanti akan terjadi, terutama untuk kepentingan rakyat banyak (Luwu: “to maega”), maka Datu rela meninggalkan Baramamase dan berangkat ke Palopo pada sore hari itu juga.

Sumber: Ensiklopedi Sejarah Luwu