Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pertempuran Palopo 23 Januari 1946 - Perlawanan Semesta Rakyat Luwu (6)

TANALUWU.ARUNGSEJARAH.COM -  Pertempuran Palopo 23 Januari 1946 - Perlawanan Semesta Rakyat Luwu (6).

DENGAN kedatangan pasukan bantuan Belanda tersebut, maka setelah menguasai kota Palopo selama kurang lebih 24 jam, maka pasukan pemuda pejuang Luwu perlahan-lahan meninggalkan kota Palopo. Ini dikarenakan pemuda pejuang telah menetapkan akan bertahan di desa-desa dan hutan-hutan dengan taktik gerilya. Dengan taktik perang gerilya itu, maka kota Palopo dengan mudah dapat dikuasai oleh NICA. 

Mereka kemudian melanjutkan perlawanan terhadap Belanda secara gerilya. Sesuai dengan perencanaan semula di daerah-daerah distrik telah dipersiapkan berbagai perlawanan secara simultan. Perlawanan ini nantinya diusahakan akan dilakukan secara serentak. 

Oleh karenanya, sebagian pejuang melakukan gerilya di sekitar Lamasi dan sebagian yang lain bergabung dengan pusat koordinasi PKR Luwu dan Datu Luwu Andi Jemma yang terus berpindah tempat hingga sampai di Batu Pute.

Demikian pula dengan pemuda pejuang Walenrang. Mereka pun kembali ke Walenrang dan mulai melakukan taktik perang gerilya. Namun sebelum itu, pemuda pejuang Walenrang di bawah pimpinan Andi Mappe’ serta beberapa tokoh pemuda, antara lain Andi Kampasu dan Andi Sadik, sempat menangkap beberapa kaki  tangan NICA lalu menyerahkan mereka ke tangan Pemuda Tarué, dan kemudian mereka dibunuh di Tarué. Mereka antara lain: Andi Samari Opu Daeng Panai, Abdul Gaffar, Yopi, Umar Siballu, dan Guru Sikaya.

Pemuda pejuang dari Baebunta juga kembali ke markas bersama dengan kesatuan pemuda Tarué di bawah pimpinan Andi Akrab, Andi Arsyad, dan Andi Guttu. Sedangkan kesatuan pemuda Masamba di bawah pimpinan Kasim Kasmad dan Iskandar Patappa masih terlibat dalam beberapa pertempuran, antara lain di Salu Weso, Salu Kasisi, Salu Morende, dan lain-lain.

Dalam perkembangan selanjut-nya, melihat situasi yang tidak kondusif, markas PRI Baebunta dipindahkan di Kosangkea. Di sepanjang jalan antara Kosangkea dengan Sessa’ dibuat 5 pos penjagaan, di mana dibuat onggokan batu-batu di tepi jalan di atas bukit yang siap digulingkan pada saat pasukan musuh lewat. 

Sementara pasukan Baebunta antara lain; Asri, Paressa, To Sallomo, To Pallawa Rua, dan Salempareng berangkat ke Rongkong dan bersama pemuda Rongkong mereka melakukan penangkapan terhadap beberapa orang yang dianggap sebagai kaki tangan NICA, antara lain: Nanlohi, Rengga, Arsyad, dan Silele. Kaki tangan NICA/KNIL tersebut kemudian dibawa ke Makumpa’ untuk ditembak mati. Beberapa hari sesudah peristiwa itu, rombongan Yeyepa, Mantri Daging di Masamba, Sisa’, Mantri Balasteng di Masamba, Tareppa, dan Ori (Polisi di Masamba) bersama istrinya, ditahan di Rongkong.

Setelah daerah Baebunta dan sekitarnya dikuasai oleh pasukan NICA/KNIL, maka sebagian besar dari pasukan Baebunta bergabung dengan pasukan pemuda PRI pusat dan Datu Andi Jemma di Batu Pute untuk melanjutkan perjuangan. Sedangkan, Andi Werru Opu Makole Baebunta diharuskan oleh Andi Jemma untuk memimpin perang gerilya di Sektor Barat, sebagai wakil dari Andi Hamid Opu Dg. Paonang (Kepala perwakilan pemerintah Kedatuan Luwu di Sektor Barat).

Sementara itu, sejak terjadinya peristiwa pertempuran kota Palopo itu, penduduk dari Palopo terus mengungsi ke berbagai daerah. Walenrang terutama ke daerah Lamasi Pantai merupakan salah satu tujuan. Pasukan pemuda pejuang Walenrang sebagian besar bertahan di daerah Kolonisasi Lamasi, dengan bekerja sama dengan Assistent Wedana Raden Mas Diar Sugondo.

Saat kota Palopo diserang oleh NICA/KNIL dari dua arah pada tanggal 25 Januari 1946, kota Palopo pun menjadi lautan api. Terbakarnya kota Palopo ini kemudian diabadikan menjadi sebuah nyanyian rakyat yang sering juga dinyanyikan oleh pasukan-pasukan kita dalam perjuangan sebagai berikut:


KOTA PALOPO YANG TERBAKAR


Kota Palopo yang terbakar

Dibakar oleh NICA

Kiri kanan api menyala

Sedang dipandang hati yang susah

Tengok ke kiri Salobulo

Tengok ke kanan Gunung Patte’ne

Lihat ke muka ada satu pulau yang kecil

Nama Pulau Libukang

Penggoli, Batupasi

Kandeapi, Ponjalaé

Pergi lari ke Surutanga

Kampung Cina, Kampung Bugis

Marilah kita rakyat semua

Membela Nusa Bangsa

Sebelumnya... Pertempuran Palopo 23 Januari 1946 - Perlawanan Semesta Rakyat Luwu (5) - Arung Tana Luwu (arungsejarah.com)

Sumber: Ensiklopedi Sejarah Luwu - Pustaka Sawerigading dan Perang Kota, Perlawanan Rakyat Luwu 23 Januari 1946 - Pustaka Sawerigading