Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Barisan Berani Mati Dibentuk di Masamba 1949

Ilustrasi
TANALUWU.ARUNGSEJARAH.COM -  Barisan Berani Mati Dibentuk di Masamba 1949.

SEBELUM peristiwa Masamba Affair, para pemuda pejuang menyebarkan mata-mata ke berbagai pelosok di Masamba. Hal ini dilakukan untuk mencari keterangan-keterangan lengkap mengenai aktfitas dan kekuatan penguasa NIT di Masamba.

Usaha ini pun berhasil. Pada tanggal 17 Oktober 1949, seorang mata-mata bernama Madong datang melaporkan hasil penyelidikannya antara lain: 

1) penjagaan di Kantor Polisi hanya dilakukan oleh 8 orang petugas tanpa menggunakan senjata berat, 

2) sesudah pukul 14.00 besoknya (18 Oktober 1949), rombongan KPN (Kepala Pemerintah Negeri) bersama Kepala Polisi Masamba menuju ke Bone-Bone (kota yang berada di sebelah utara Masamba),  dan 

3) berita mengenai akan datangnya KNIL ke Masamba belum pasti.

Mendengar laporan tersebut, para pejuang yang terdiri dari Ny. Salawati Daud, Hasan Lakallu, Andi Baso Rahim, Abdullah Riu, Kasim Kasmad dan Madong langsung mengadakan perundingan. 

Perundingan juga dilakukan untuk memformat kembali gerakan perjuangan. Terlebih memang ada rencana dari Kahar Muzakkar –yang menjadi Komandan Komando Group Seberang (KGS) di Jawa—dengan mengutus Kaso Gani akan melakukan penyerangan terhadap Belanda untuk mendukung Konferensi Meja Bundar (27 Oktober-2 November 1949) yang sementara berlangsung agar dunia mengetahui kekuatan rakyat Indonesia.

Dalam perundingan tersebut disepakati akan melakukan gerakan pada tanggal 29 Oktober 1949 untuk membebaskan tahanan di penjara Masamba. Untuk mendukung gerakan, maka dibentuk pula Barisan Berani Mati. 

Pasukan Berani Mati ini beranggotakan: Abdullah Riu, Andi Baso Rahim, Andi Sulthani, Latantu, Hasan Lakallu, Safyan Ali Umar, Madong dan Kasim Kasmad.

Sebelum tiba hari H, Andi Attas yang berada dalam Penjara Masamba dihubungi oleh Andi Supriono, bahwa akan timbul gerakan pada tanggal 29 Oktober 1949. 

Andi Attas menyetujui gerakan itu dan bersedia membantu. Rencana gerakan ini sebelum telah diketahui oleh Andi Attas melalui pertemuannya dengan Andi Baso Rahim di dalam penjara saat Ny. Salawati Daud baru tiba di Masamba (Masamba Affair). 

Sumber: Ensiklopedi Sejarah Luwu dan Perang Kota, Perlawanan Rakyat Luwu 23 Januari 1946.