Abdullah Riu, Salah Seorang Tokoh Masamba Affair
Ilustrasi |
TANALUWU.ARUNGSEJARAH.COM - Abdullah Riu, Salah Seorang Tokoh Masamba Affair.
ABDULLAH Riu adalah salah seorang koordinator Massamba Affair. Bersama dengan Kapten Muhammadong dan Lettu Husain Ibrahim, mereka bertiga termasuk rombongan pertama yang dikirim (Januari 1948) atas perintah Kahar Muzakkar kembali ke Sulawesi Selatan dalam kesatuan Tentara Republik Indonesia Persiapan Sulawesi (TRIPS) untuk membantu golongan unitaris republikein membubarkan NIT. Mereka mengemban misi untuk mempersiapkan pembentukan daerah de facto di Sulawesi Selatan.
Abdullah Riu juga dikenal dengan nama Liu Adu dalam penyamarannya sebagai pedagang Cina dalam rangka usaha konsolidasi dengan para pejuang asal Sulawesi Selatan yang ada di Jawa di bawah pimpinan Kahar Muzakkar.
Pada pertengahan Okober 1949, sepulang dari Jawa, Abdullah Riu bersama kawan-kawan bergabung dengan kelompok sandiwara “Setia” untuk melakukan konsolidasi dengan para pejuang yang ada di Palopo dan Masamba, termasuk Andi Attas yang tertawan dalam penjara Masamba.
Abdullah Riu memimpin pasukan pada peristiwa Masamba Affair tetapi tertangkap ketika mereka baru tiba dari Poso (tempat pelariannya dan beberapa pasukan lainnya setelah perlawanan mereka dapat dipatahkan). Ia sendiri termasuk ke dalam pasukan pertama Masamba Affair dibawah pimpinan Kasim Kasmad.
Abdullah Riu bersama Ny. Salawaty Daud, Hasan Lakallu, dan beberapa pejuang lainnya ditangkap oleh KNIL di bawah pimpinan Andi Pabbenteng.
Peristiwa penangkapan ini terjadi sekitar tanggal 9 November 1949, di Sektor Pertahanan I wilayah Masamba.
***
Sebelumnya terjadinya Peristiwa Masamba Affair, para pejuang menyebar mata-mata. Usaha ini pun berhasil, sebab pada tanggal 17 Oktober 1949, seorang mata-mata bernama Madong datang melaporkan hasil penyelidikannya antara lain:
1) penjagaan di Kantor Polisi hanya dilakukan oleh 8 orang petugas tanpa menggunakan senjata berat,
2) sesudah pukul 14.00 besoknya (18 Oktober 1949), rombongan KPN (Kepala Pemerintah Negeri) bersama Kepala Polisi Masamba menuju ke Bone-Bone (kota yang berada di sebelah utara Masamba), dan
3) berita mengenai akan datangnya KNIL ke Masamba belum pasti.
Laporan tersebut kemudian ditindak-lanjuti para pejuang yang terdiri dari Abdullah Riu, Ny. Salawati Daud, Hasan Lakallu, Andi Baso Rahim, Kasim Kasmad dan Madong dengan mengadakan perundingan untuk memformat kembali gerakan perjuangan.
Terlebih memang ada rencana dari Kahar Muzakkar –yang menjadi Komandan Komando Group Seberang (KGS) di Jawa—dengan mengutus Kaso Gani akan melakukan penyerangan terhadap Belanda untuk mendukung Konferensi Meja Bundar (27 Oktober-2 November 1949) yang sementara berlangsung agar dunia mengetahui kekuatan rakyat Indonesia.
Dalam perundingan tersebut disepakati akan melakukan gerakan pada tanggal 29 Oktober 1949 untuk membebaskan tahanan di penjara Masamba. Untuk mendukung gerakan, maka dibentuk pula Barisan Berani Mati.
Abdullah Riu tergabung dalam Pasukan Berani Mati yang beranggotakan: Abdullah Riu, Andi Baso Rahim, Andi Sulthani, Latantu, Hasan Lakallu, Safyan Ali Umar, Madong dan Kasim Kasmad.
Sumber: Ensiklopedi Sejarah Luwu